Banyak cara untuk menghilangkan jerawat, dari cuci muka teratur dengan sabun, ngolesin krim merk ini dan itu, sampai minum obat, baik yang dibeli bebas maupun yang dibeli dengan resep. Tetapi, beberapa orang punya cara lain, yaitu dengan memencet jerawatnya, ngeluarin komedo katanya. Nah, untuk hal yang terakhir ini terkadang membingungkan. Ada banyak artikel yang melarang kita mencet-mencet jerawat, artikel lainnya menyarankan agar komedo sebaiknya dikeluarkan.
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahami proses bagaimana jerawat bisa timbul.
Setidaknya ada empat faktor yang berperan terhadap timbulnya jerawat (Harper,2007).
1. Hiperproliferasi epidermal folikuler; penumpukan sel kulit mati yang berlebihan di dalam pori-pori.
2. Produksi sebum (cairan minyak) yang berlebihan;
3. Aktivitas bakteri Propionibacterium acne;
4. dan Inflamasi (peradangan)
Penumpukan sel kulit mati dan produksi sebum yang berlebihan dalam pori-pori menyebabkan pembentukan komedo. Komedo yang berada dalam pori-pori dengan muara masih terbuka mempunyai ujung berwarna hitam (blackhead), sedangkan yang berada dalam pori-pori yang muaranya tertutup ujungnya masih berwarna putih (whitehead).
Kadangkala komedo ini mengalami peradangan oleh karena aktifitas bakteri Propionibacterium acne atau melalui mekanisme lainnya. Infeksi sekunder oleh bakteri lain (stafilokokus, streptokokus, dll) juga dapat terjadi, terutama pada komedo yang sering diutak-atik dengan tangan. Jika infeksi sekunder terjadi, komedo biasanya disertai nanah, benjolannya bertambah besar dan mengeras, serta pada proses penyembuhannya dapat timbul bekas (parut, scar)
Komedo yang membandel yang tidak mau hilang dengan pengobatan biasanya harus dikeluarkan. Namun mengeluarkan komedo dengan memencetnya tidak disarankan. Alasannya, saat memencet jerawat, sterilitas prosedur pemencetan tidak terjamin sehingga dapat terjadi infeksi atau peradangan pada jerawat. Alhasil, jerawat bukannya sembuh, tapi tambah parah. Larangan memencet jerawat tidak hanya berlaku bagi komedo dengan pori-pori tertutup, tetapi juga pada komedo dengan muara pori-pori terbuka. Idealnya, mengeluarkan komedo dilakukan oleh dokter ahli kulit atau praktisi medis lainnya yang telah terlatih, dengan prosedur dan alat yang steril (AcneNet,2007).
Masalahnya, bagamana jika kita tinggal di daerah yang tidak ada dokter ahli kulit atau terkendala biaya pengobatan? Hal ini memang cukup dilematis.
Langkah yang bisa diambil antara lain adalah mencegah pembentukan komedo. Salah satu caranya adalah menjaga pori-pori tetap terbuka. Hal ini bisa diperoleh dengan cuci muka secara teratur, mengolesi dengan krim yang mengandung benzoil peroksida, atau cara lainnya (silakan googling di internet ).
Jika komedo terlanjur terbentuk, dan anda ’terpaksa’ memencetnya, silakan cuci tangan dan wajah sebelum pemencetan. Jangan paksa mengeluarkan komedo yang setelah beberapa lama anda pencet namun tetap tak mau keluar. Tetapi harap diingat, apapun alasan anda memencet jerawat anda, tindakan ini tetap berisiko timbul infeksi, peradangan, dan parut pada wajah anda. atau wajah anda akan seperti ini
Spoiler for infeksi:
Jadi pertimbangkanlah baik-baik.
Spoiler for referensi:
Referensi :
1. AcneNet (2007) : What is Acne? American Academy of Dermatology.
2. Harper JC (2007) : Acne Vulgaris. eMedicine.
0 Response to "Punya Jerawat: Pencet atau Jangan? (Temukan Jawabannya Disini Gan...!!)"
Post a Comment